Konflik Israel Palestina
Saya masih ingat dengan jelas malam itu, saat saya duduk di sebuah kafe kecil di Yerusalem Timur, dikelilingi oleh aroma kopi dan suara obrolan dalam berbagai bahasa. Seorang pria tua Palestina duduk di sebelah saya, menatap ke arah Kota Tua dengan mata yang penuh kenangan. “Setiap batu di sini punya cerita,” katanya. “Tapi tidak semua cerita didengar.” Percakapan singkat itu membuka mata saya tentang betapa kompleks dan mendalamnya konflik Israel Palestina, yang bukan sekadar berita di layar televisi, tetapi kisah nyata yang mempengaruhi jutaan kehidupan.
Sejarah Singkat Konflik Israel Palestina
Konflik ini berakar dari awal abad ke-20, ketika wilayah Palestina berada di bawah mandat Inggris setelah runtuhnya Kekaisaran Ottoman. Pada tahun 1917, Deklarasi Balfour menyatakan dukungan Inggris terhadap pendirian “tanah air nasional” bagi orang Yahudi di Palestina, tanpa mengabaikan hak-hak komunitas non-Yahudi yang ada di sana. Namun, implementasi deklarasi ini menimbulkan ketegangan antara komunitas Yahudi dan Arab Palestina, yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya imigrasi Yahudi ke wilayah tersebut.
Ketegangan ini memuncak pada tahun 1947, ketika PBB mengusulkan rencana pembagian Palestina menjadi dua negara, satu untuk Yahudi dan satu untuk Arab. Komunitas Yahudi menerima rencana tersebut, tetapi komunitas Arab menolaknya, menganggapnya tidak adil. Ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1948, negara-negara Arab tetangga menyerang, memulai perang pertama Arab-Israel. Konflik ini menyebabkan ratusan ribu warga Palestina menjadi pengungsi, peristiwa yang dikenal sebagai “Nakba” atau “malapetaka”.
Faktor-Faktor yang Memperpanjang Konflik Israel Palestina
Sejak saat itu, konflik Israel Palestina telah mengalami berbagai perang, intifada (pemberontakan), dan upaya perdamaian yang gagal. Beberapa faktor utama yang memperpanjang konflik ini meliputi:
- Permukiman Israel di Tepi Barat: Pembangunan permukiman Israel di wilayah yang diduduki sejak 1967 dianggap ilegal oleh hukum internasional dan menjadi sumber ketegangan utama.
- Status Yerusalem: Kedua belah pihak mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota mereka, dengan situs-situs suci yang penting bagi umat Islam, Yahudi, dan Kristen.
- Pengungsi Palestina: Jutaan pengungsi Palestina dan keturunan mereka menuntut hak untuk kembali ke rumah mereka yang sekarang berada di Israel.
- Keamanan dan Terorisme: Serangan dari kelompok militan Palestina dan respons militer Israel menciptakan siklus kekerasan yang terus berulang.
Data Terkini Konflik Israel Palestina (2023–2025)
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, konflik telah meningkat secara dramatis. Berikut adalah data korban jiwa hingga Mei 2025:
Periode | Korban Palestina | Korban Israel |
---|---|---|
7 Okt 2023 – 7 Okt 2024 | 41.600 tewas, 96.600 luka | 1.200 tewas, 5.500 luka |
Okt 2023 – Mei 2025 | 50.846 tewas | Data tidak tersedia |
Sumber: Databoks Katadata, Kompas
Krisis Kemanusiaan di Gaza
Blokade yang diberlakukan Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah. Menurut PBB, seluruh populasi Gaza berisiko mengalami kelaparan, dengan akses terbatas terhadap makanan, air bersih, dan layanan kesehatan. Sekitar 94% fasilitas kesehatan telah rusak atau hancur, dan lebih dari 9.000 anak-anak dirawat karena malnutrisi.
Sumber: The Guardian
Upaya Internasional dan Tantangannya
Berbagai upaya internasional telah dilakukan untuk mengakhiri konflik ini. Pada Mei 2025, Spanyol dan Palestina mengajukan resolusi di PBB untuk mendesak Israel mengakhiri blokade Gaza dan memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan. Namun, tantangan politik dan kepentingan nasional masing-masing negara sering kali menghambat tercapainya solusi yang adil dan berkelanjutan.
Sumber: Huffington Post
Kesimpulan
Konflik Israel Palestina adalah salah satu konflik terpanjang dan paling kompleks di dunia, dengan akar sejarah yang dalam dan dampak kemanusiaan yang luas. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai perdamaian, tantangan politik, sosial, dan ekonomi terus menghambat proses tersebut. Pertanyaannya sekarang adalah: apakah komunitas internasional akan mampu memainkan peran yang lebih efektif dalam menyelesaikan konflik ini dan membawa perdamaian yang adil bagi semua pihak?
Apa pendapat Anda tentang solusi yang mungkin untuk konflik ini? Silakan bagikan pandangan Anda di kolom komentar di bawah.
FAQ
Apa itu Deklarasi Balfour?
Deklarasi Balfour adalah pernyataan dari pemerintah Inggris pada tahun 1917 yang menyatakan dukungan terhadap pendirian “tanah air nasional” bagi orang Yahudi di Palestina.
Mengapa Yerusalem menjadi pusat konflik?
Yerusalem adalah kota suci bagi tiga agama besar: Islam, Yahudi, dan Kristen. Kedua belah pihak, Israel dan Palestina, mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota mereka, menjadikannya titik utama dalam konflik.
Apa dampak blokade Gaza terhadap warga sipil?
Blokade telah menyebabkan krisis kemanusiaan di Gaza, dengan kekurangan makanan, air bersih, dan layanan kesehatan. Banyak fasilitas kesehatan telah hancur, dan ribuan anak-anak menderita malnutrisi.
Apa yang dimaksud dengan solusi dua negara?
Solusi dua negara adalah proposal untuk mendirikan dua negara terpisah, Israel dan Palestina, yang hidup berdampingan secara damai. Meskipun didukung oleh banyak pihak internasional, implementasinya menghadapi banyak tantangan.
Bagaimana peran komunitas internasional dalam konflik ini?
Komunitas internasional telah berupaya melalui diplomasi, resolusi PBB, dan bantuan kemanusiaan untuk menyelesaikan konflik. Namun, perbedaan kepentingan dan kurangnya tekanan yang efektif sering kali menghambat kemajuan.